RUMAH TAHAN GEMPA-BANGUN JOGJA Pembangunan hunian yang nyaman tentu memiliki beberapa aspek syarat yang mendukung bangunan tersebut dari berbagai sisi. Kekuatan, keindahan, serta penempatan ornamen yang sesuai ditambah dengan kondisi lingkungan sekitar yang memadai. Membuat RUMAH TAHAN GEMPA Konsep dari pada dasarnya adalah membuat seluruh bagian rumah menjadi satu kesatuan yang utuh. Dengan demikian bagian bangunan tsb tidak bisa lepas atau runtuh akibat gempa bumi. Penerapan konsepnya dimulai dari membuat pondasi anti gempa yang saling menyambung dan terkoneksi dengan kuat ke berbagai bagian rumah. Di sertai pemilihan bahan bangunan dan pengerjaan yang tepat.
Pada umumnya pondasi anti gempa menggunakan sistem pondasi batu kali yang menerus dimana hubungan antara pondasi rumah dengan sloof menggunakan angker setiap jarak setengah meter. Hal ini bertujuan agar ada keterikatan antara pondasi rumah dengan sloof. Sehingga ketika terjadi gempa ikatan antara pondasi dengan sloof tidak terlepas. Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam membuat pondasi tahan gempa dari batu kali :
Pondasi Anti Gempa Harus Terletak di Tanah yang Keras
Fungsi pondasi yang terutama adalah meyebarkan beban bangunan ke tanah. Jadi pastikan tanah dimana pondasi anti gempa yang dibuat memiliki kestabilan dan kekuatan yang cukup keras. Bila dirasa kurang keras dan kurang stabil maka diperlukan pekerjaan pendahuluan untuk memperkuat lapisan tanah dasar untuk pondasi.
Pada saat setelah penggalian tanah untuk konstruksi pondasi telah selesai disarankan untuk membiarkan selama beberapa hari agar tanah cukup padat dengan cara menyiram dan memadatkannya secara manual. Bila tidak cukup padat bisa menambahkan lapisan sirtu (pasir batu) ke lapisan dasar pondasi dan memadatkannya menggunakan stamper agar lapisan dasar tanah untuk pondasi benar-benar keras.
Pemadatan tanah dengan menggunakan mesin stamper
Pondasi Terletak Cukup Dalam dari Muka Tanah
Pondasi batu kali apabila digunakan sebagai pondasi anti gempa sekurang-kurangnya memiliki kedalaman 45 cm dari muka tanah untuk bangunan satu lantai. Sedangkan untuk bangunan rumah dua lantai maka sekurang-kurangnya memiliki kedalaman hingga 60 cm agar mampu menahan beban bangunan diatasnya.
Bisa saja bangunan dua lantai menggunakan pondasi batu kali dengan kedalaman 45 cm namun di titik tertentu seperti lokasi kolom dan pertemuan dinding sebaiknya ditambahkan pondasi telapak atau pondasi sumuran dibawahnya.
Potongan melintang dan tampak samping pondasi
Pondasi dibuat Menerus
Pondasi batu kali yang dirancang tahan gempa harus dibuat menerus tanpa terputus. Seringkali demi menghemat material pemborong atau tukang memotong lajur pondasi dibawah pintu dengan alasan bagian pondasi dibawah kusen pintu tidak menahan beban rumah.
Memang benar tidak menahan beban bangunan, namun dari aspek ketahanan terhadap gempa bumi maka lajur pondasi yang terputus akan berakibat buruk pada bangunan karena getaran yang terjadi saat gempa tidak tersalurkan dan tersebarkan secara merata ke seluruh bagian bangunan. Akibatnya sering timbul penurunan pondasi secara lokal yang akan membuat tembok bangunan retak atau lebih buruk lagi roboh.
Membuat Balok Pengikat Pondasi
Setelah badan pondasi batu kali sudah dibuat maka langkah selanjutnya adalah membuat balok pengikat pondasi (sloof) yang terbuat dari beton. Fungsi sloof ini mendistribusikan beban bangunan secara merata ke badan pondasi. Penggunaan sloof tidak hanya berlaku pada pondasi menerus tapi juga pada pondasi stempat dengan tujuan yang kurang lebih sama. Pada pondasi batu kali, badan sloof perlu diikat dengan angker di sepanjang jarak setengah meter agar kedudukan sloof benar-benar kokoh diatas pondasi.
Penggunaan balok sloof untuk mengikat pondasi sangat penting
Pondasi, Sloof, dan Kolom Terikat Satu Sama Lain
Agar rumah anti gempa maka pastikan pondasi, sloof, dan kolom benar-benar terintegrasi dengan kokoh dengan saling terikat satu sama lain khususnya pada pembesian sehingga saat gempa terjadi ke semua komponen kontruksi tersebut dapat menahan getaran yang timbul dan mendistribusikannya secara merata ke bagian konstruksi lainnya.
Pastikan pembesian kolom masuk ke dalam pondasi dan sloof terikat dengan badan pondasi
Demikian teknik pembuatan pondasi batu kali tahan gempa dan satu hal yang perlu diperhatikan dalam proses pembuatannya pastikan bahwa adukan atau mortar yang digunakan memiliki campuran yang baik dan mutu beton yang digunakan minimal K-125.