RUMAH DAN PENATAAN LAMPU

RUMAH DAN PENATAAN LAMPU

RUMAH DAN PENATAAN LAMPU pencahayaan merupakan faktor keindahan tersendiri yang bisa membuat penampakan tampak luar bangunan rumah menjadi lebih indah. Ada banyak pilihan dalam pencahayaan, apalagi kalau di depan rumah tersebut terdapat taman yang sangan indah dengan permainan tata lampu nya. RUMAH DAN PENATAAN LAMPU menjadi suatu hal yang tidak bisa dipisahkan terhadap keindahansuatu bangunan. Jika pada jaman dahulu rumah tempat bernaung menggunakan api sebagai penerangan, baik itu dalam bentuk lilin hingga obor, kini kita sudah bisa menikmati mudahnya teknologi lampu yang ditemukan oleh Thomas Alfa
Edison.
rumah dan penataan lampu
rumah dan penataan lampu

Bagaimana Cara Memilih dan Menghitung Watt Lampu yang Tepat

Bahkan, seiring perkembangan teknologinya, lampu kini hadir dalam berbagai jenis teknologi, bentuk, ukuran watt, hingga hal lainnya. Tentunya kehadiran berbagai pilihan lampu ini bertujuan memaksimalkan setiap ruang yang ada di hunianmu. Namun, nggak sedikit juga yang justru kebingungan karena adanya banyak pilihan lampu.

Lalu apa saja yang perlu kamu perhatikan saat memilih lampu dan bagaimana caranya kamu bisa menentukan lampu yang pas untuk hunian? Simak penjelasannya lewat artikel ini!

Kenali Terlebih Dahulu Jenis-Jenis Lampu yang Bisa Kamu Gunakan

Kini, umumnya ada tiga jenis lampu yang kerap digunakan. Ketiga jenis lampu tersebut ialah lampu TL (Fluorescent Lamp), LED (Light Emitting Diode), dan lampu Halogen. Lalu, apa yang membedakan ketiga jenis lampu ini?

1. Lampu TL (Fluorscent Lamp)

Lampu TL

Lampu TL dikenal juga dengan sebutan lampu Pendar, termasuk lampu dengan harga ekonomis dan banyak digunakan orang. Jenis lampu ini memanfaatkan gas NEON dan lapisan Fluorescent sebagai pemendar cahaya pada saat dialiri arus listrik. Hal ini membuat lampu ini membutuhkan waktu sedikit untuk membuatnya bisa bercahaya sempurna. Dibandingkan lampu pijar konvensional, jenis lampu ini empat kali lebih hemat energi.

2. Lampu LED (Light Emitting Diode)

Lampu Led

Dibandingkan lampu pijar umumnya, lampu LED bisa menghemat energi mencapai 90%. Hal ini membuat lampu LED merupakan lampu paling hemat energi untuk saat ini. Lampu LED juga memiliki rentan usia yang panjang, yaitu mencapai 25 tahun. Nggak heran, meskipun harganya mahal lampu satu ini tetap menjadi salah satu jenis lampu favorit untuk hunian. Tapi jangan sampai lupa, lampu LED juga harus rajin dirawat agar tetap awet.

3. Lampu Halogen

Lampu Halogen

Lampu Halogen memiliki cara kerja yang sama dengan lampu pijar yaitu dengan memijarkan filament. Hal ini membuat kualitas cahaya dan warna cahaya lampu halogen menyerupai lampu pijar. Lampu ini dibuat untuk mengatasi masalah ukuran yang dimiliki lampu pijar yang relatif besar. Dengan harga yang relatif mahal, jenis bola lampu satu ini biasanya dijadikan sebagai lampu hias dekoratif seperti untuk table lamp atau lampu sorot.

Memahami Apa itu Watt pada Lampu dan Cara Memilih Lampu dengan Watt yang Tepat

Lampu

Watt adalah jumlah energi yang digunakan oleh lampu atau bohlam. Jika kamu memilih lampu dengan watt yang rendah, sudah bisa dipastikan cahaya yang dihasilkan nggak akan lebih terang dari lampu yang memiliki watt yang lebih tinggi. Umumnya, 1 Watt Lampu menghasilkan 75 Lumen. Lumen sendiri adalah satuan pencahayaan yang penting untuk digunakan untuk menghitung kebutuhan cahaya dalam sebuah ruangan.

Lalu, bagaimana caranya memastikan jika ruangan kamu sudah menggunakan lampu yang tepat sehingga mendapatkan pencahayaan maksimal?

1. Mengetahui Standar Pencahayaan untuk Setiap Ruang dalam Hunian

Lampu

Pertama-tama, kamu harus mengetahui standar kebutuhan pencahayaan untuk ruangan. Secara sederhana, standar pencahayaan ruang berdasarkan kebutuhan cahayanya adalah sebagai berikut:
TERAS, Standar pencahayaan: 60 LUX
RUANG TAMU, Standar pencahayaan: 120 – 150 LUX
RUANG MAKAN, Standar pencahayaan: 120 – 250 LUX
RUANG KERJA, Standar pencahayaan: 120 – 250 LUX
KAMAR TIDUR, Standar pencahayaan: 120 – 250 LUX
KAMAR MANDI, Standar pencahayaan: 250 LUX
DAPUR, Standar pencahayaan: 250 LUX
GARASI, Standar pencahayaan: 60 LUX

2. Menghitung Kebutuhan Watt Lampu untuk sebuah Ruang

Kebutuhan Watt Lampu

Setelah mengetahui standar pencahayaan, kamu bisa mulai menghitung kebutuhan watt dan jumlah lampu. Namun, untuk itu pastikan kamu juga mengukur ukuran ruang tersebut. Setelah semua data lengkap, kamu bisa menghitung menggunakan rumus berikut:

N = E x L x W / Ø x LLF x Cu x n

Keterangan:
N = Jumlah titik lampu

E = Kuat penerangan (Lux), rumah atau apartemen standar 100lux – 250lux
L = Panjang (Length) ruangan dalam satuan Meter
W = Lebar (Width) ruangan dalam satuan Meter.
Ø = Total nilai pencahayaan lampu dalam satuan LUMEN
LLF = (Light Loss Factor) atau Faktor kehilangan atau kerugian cahaya, biasa nilainya antara 0,7–0,8
Cu = (Coeffesien of Utillization)
n = Jumlah Lampu dalam 1 titik

3. Contoh Penghitungan Kebutuhan Lampu pada Sebuah Ruang

Lampu TL

Supaya lebih jelas, yuk kita coba praktikan rumus tersebut dalam sebuah studi kasus. Seandainya kamu memiliki ruang makan berukuran panjang 5 meter dan lebar 4 meter. Untuk menggunakan lampu TL berukuran 40 Watt, berapa jumlah titik lampu TL yang kamu perlukan agar pencahayaan di ruang makan tersebut menjadi maksimal?

Sesuai standar yang kita telah ketahui, ruang makan memiliki standar pencahayaan di kisaran 120 – 250 Lux. Sebagai contoh kita mengambil nilai tengah yaitu 200 Lux. Maka sudah diketahui bahwa E= 200 Lux.

Karena bohlam yang digunakan adalah lampu TL berukuran 40 Watt, maka nilai Lumen lampu atau Ø adalah 40 Watt x 75 Lumen, jadi diketahui Ø = 3000 Lumen.

Lumen dan Watt Pada Lampu

Untuk mengetahui nilai koefisien atau CU (coeffesien of utilization), kita bisa menggunakan standar koefisien untuk penerangan langsung pada ruang dengan warna terang, yaitu di kisaran 50-65%. Pada studi kasus ini kita bisa mengambil nilai terendah, yaitu 50% atau 0,5.

Komponen terakhir adalah Light loss factor (LLF) yang umunya berada di angka 0,7-0,8. LLF sendiri dipengaruhi oleh kebersihan sumber cahaya, tipe kap lampu, penyusutan cahaya dari permukaan lampu, dan berbagai hal lainnya. Pada studi kasus ini kita bisa mengambil nilai terendah, yaitu 0,7

Sebelum menghitung, perlu diingat bahwa setiap titik lampu hanya menggunakan satu buah lampu TL, maka nilai dari (n) adalah 1.

Sekarang, mari kita aplikasikan semua data kedalam penghitungan

N = E x L x W / Ø x LLF x Cu x n

N = 200 LUX x 5 meter x 4 meter / 3000 Lumen x 0,7 x 0,5 x 1

N = 4000 / 1050

N = 3,8

Berdasarkan pengitungan tersebut, diketahui untuk ruang makan tersebut

diperlukan 3,8 titik lampu yang tentunya dibulatkan menjadi 4 buah lampu TL di 4 titik berbeda. Jadi jumlah Watt yang diperlukan untuk ruang makan tersebut bisa dikatakan adalah 4 x 40 Watt, alias 160 Watt

Memilih Bentuk Lampu yang Tepat

Lampu

Setelah kamu mengetahui jenis lampu dan ukuran Watt, satu hal lain yang perlu diperhatikan namun dianggap sepele adalah bentuk dari bola lampu. Bentuk bola lampu menjadi penting karena akan mempengaruhi persebaran dari cahaya yang dihasilkan oleh bola lampu tersebut.

Dari berbagai jenis bentuk bola lampu, semakin bulat bola lampu maka persebaran cahaya akan semakin merata. Namun, kamu juga perlu memperhatikan visual dari keberadaan bentuk bola lampu terhadap ruangan. Aktivitas dan kebutuhan ruang juga akan mempengaruhi pemilihan bola lampu.

Kebutuhan Lampu

Untuk ruang yang aktivitasnya terpusat di tengah, kamu nggak perlu bola lampu yang benar-benar menyebar. Lampu berbentuk spiral atau stick mungkin sudah bisa mengakomodir kebutuhanmu.

KONTRAKTOR GUDANG JOGJA DAN KONTRUKSI BAJA SERTA ATAP

KONTRAKTOR GUDANG JOGJA DAN KONTRUKSI BAJA SERTA ATAP

KONTRAKTOR GUDANG JOGJA DAN KONTRUKSI BAJA SERTA ATAP bangunan gudang tentu sebagian besar membutuhkan lahan yang cukup luas. Dari hal tersebut tentu bangunan atap nya juga menggunakan kontruksi yang harus kuat karena bentangan nya yang luas. KONTRAKTOR GUDANG JOGJA dalam hal ini konstruksi baja ringan menjadi pilihan favorit konstruksi atap. Hal ini tak terlepas dari berbagai keunggulan konstruksi baja ringan dibandingkan konstruksi konvensional lainnya. Yuk, cari tahu apa saja keunggulan penggunaan konstruksi baja ringan sebagai rangka atap.

kontraktor gudang jogja
kontraktor gudang jogja

Keunggulan Konstrusi Baja Ringan

Ringan namun memiliki kekuatan tarik mumpuni

Konstruksi Baja Ringan Atapalibaba.com

Konstruksi baja ringan menjadi pilihan favorit sebagai salah satu jenis material bangunan karena bobotnya yang sangat ringan. Bobot konstruksi baja ringan ini mempermudah proses transportasi dan pemasangan saat membangun rumah atau bangunan.

Memiliki bobot ringan dan potensi beban mati yang kecil tak mengurangi kekuatan tarik yang dimilikinya.  Hal ini membuat konstruksi baja ringan cocok untuk struktur desain atap, terutama konstruksi bentang yang cukup lebar.

Memiliki kekuatan yang tak kalah dari konstruksi konvensional

Konstruksi Baja Ringan Kuatpinterest.com

Konstruksi baja ringan sanggup menahan deformasi yang besar tanpa menyebabkan keruntuhan pada beban tarik baik sepanjang proses fabrikasi, transportasi, maupun konstruksi tanpa menyebabkan kehancuran.

Berbeda dengan material baja konvensional atau material kayu yang bersifat keras dan getas, yang akan langsung hancur apabila dikenai beban kejut. Konstruksi baja ringan mampu menerima kelenturan, beban kejut, dan beban geser sehingga bentuk strukturnya pun bisa lebih fleksibel.

Konstruksi baja ringan memiliki konsistensi bentuk yang tinggi

Konstruksi Baja Ringan konsistensi bentuk yang tinggihomebuilding.co.uk

Karena merupakan produk buatan pabrik, konstruksi baja ringan memiliki konsistensi dalam hal bentuk juga mutu serta kualitasnya. Hal ini membantu untuk menciptakan struktur yang presisi saat membangun atau melakukan renovasi rumah dan bangunan.

Tahan lama dan anti keropos

Konstruksi Baja Ringan Tahan Keropospinterest.com

Salah satu keunggulan konstruksi baja ringan adalah daya tahan yang kuat. Kamu nggak perlu khawatir serangan rayap dan capek mencari cara membasmi rayap atau khawatir akan material yang rapuh keropos. Selain itu, pemeliharaan dan perawatan dari material konstruksi baja ringan juga sangat mudah dan hemat dibandingkan konstruksi lainnya.

Anti karat

Konstruksi Baja Ringan Anti Karatgoogle.com

Meskipun berbahan metal, konstruksi baja ringan memiliki daya tahan terhadap karat. Hal ini membuat konstruksi baja ringan masih bisa digunakan kembali atau didaur ulang saat sudah tak terpakai lagi.

Hemat waktu

Konstruksi Baja Ringan Hematpinterest.com

Karena bobot yang ringan dan juga bentuk yang presisi dan konsisten, proses instalasi atau pemasangan konstruksi baja ringan menjadi jauh lebih singkat. Hal ini ditambah dengan proses penyambungan konstruksi baja ringan yang sederhana dengan baut, keling, ataupun las sehingga proses pemasangannya tidak terlalu sulit.

Simulasi Sederhana Penghitungan Biaya Konstruksi Baja Ringan

Dengan segala keunggulan konstruksi baja ringan tersebut, bagaimana dengan biaya penggunaannya? Daripada bingung, coba terapkan simulasi penghitungan biaya konstruksi baja ringan berikut tuk memperkirakan biaya yang kamu butuhkan:

Hitung luas atap rumah

Konstruksi Baja Ringan Atapgoogle.com

Langkah pertama adalah menghitung luas atap rumahmu. Ketahui lebar dan panjang dari rumah. Misalnya, rumah dengan panjang 10 m dan lebar 5m. Pertimbangkan juga overstack sekeliling rumah yang umumnya sebesar 0.5 m serta kemiringan dari konstruksi baja ringan untuk atap (umumnya 30°). Hitung luas dari atap rumah dengan cara berikut:

Luas atap rumah = Panjang x Lebar / Cosinus Derajat Kemiringan

= (10 m + 0.5 m + 0.5 m) x (5 m + 0.5 m + 0.5 m) / cos 30°

= 11 x 6 m : cos 30° = 66 m² : 0.866

Luas atap rumah = 57,156 m²

Hitung Perkiraan Biayanya

konstruksi baja ringan biayagoogle.com

Setelah mengetahui luas atap rumah, saatnya menghitung biaya konstruksi baja ringan dengan luas atap rumah yang kamu miliki. Pastikan kamu sudah mengetahui kisaran harga per meter persegi dari konstruksi baja ringan yang hendak digunakan. Umumnya, kisaran harga konstruksi baja ringan per meter persegi adalah Rp.150.000,- hingga Rp.250.000,- . Cukup kalikan harga ini dengan luas atap rumah yang sudah kamu miliki.

Biaya = Luas Atap Rumah x Harga Per Meter Persegi

= 57,156  m² x Rp 150.000,-

Biaya = Rp. 8.573.400,-


Dengan keunggulan dan harga yang bersaing, tertarik untuk memanfaatkan baja ringan sebagai konstruksi atapmu?

 

Open chat
Konsultasi Gratis
Konsultasi Gratis