RUMAH DENGAN PONDASI TAHAN GEMPA memiliki lahan di daerah yang rawan terkena gempa tentunya menjadi permasalahan yang tidak boleh didiamkan. Hunian yang akan kita bangun baik itu satu lantai, dua lantai ataupun tiga lantai tentu harus mempergunakan struktur pondasi bangunan yang sesuai. RUMAH DENGAN PONDASI TAHAN GEMPA tentu sangatlah perlu, agar hunian yang kita tinggali benar benar aman. Pondasi anti gempa tak jauh beda fungsinya dengan pondasi rumah pada umumnya. Namun, manfaatnya jauh lebih besar dibandingkan pondasi biasa. Mau coba?
Dua jenis pondasi tersebut sama-sama memegang kunci dan kekuatan utama seluruh bagian bangunan selama masa berdirinya.
Di sisi lain, pondasi rumah untuk menaham guncangan gempa harus diperhatikan baik-baik pembuatannya. Mengapa?
Untuk memiliki bangunan tahan gempa, Anda memang harus memulainya dari pondasi anti gempa yang membuat seluruh bagian rumah menjadi satu kesatuan yang utuh.
Pondasi anti gempa yang baik memiliki sistem yang saling menghubungkan dengan kuat antara satu bagian rumah dengan bagian lainnya.
Lalu, bagaimana cara membuat pondasi anti gempa yang baik dan benar agar rumah tahan terhadap gempa?
Dikutip dari laman antigempa.com, inilah cara membuat pondasi anti gempa yang tepat dan kuat.
Teknik Pengerjaan Pondasi
Sebelum memulai membangun pondasi anti gempa, ada beberapa hal yang perlu Anda pahami dan persiapan agar prosesnya lancar.
Beberapa hal yang perlu dipahami tersebut yaitu:
- Galilah tanah kira-kira sedalam 70 cm kemudian buatlah dinding tanah dalam posisi miring dengan perbandingan 5:1 agar tanah dapat menahan dengan kokoh.
- Lapisi bagian dasar galian dengan timbunan pasir sedalam 10 cm.
- Dalam membuat pondasi, usahakan tingginya mencapai 45 hingga 60 cm.
- Jika pondasi dibuat dengan batu kali, maka campurannya harus dibuat dengan perbandingan 1 semen : 4 pasir.
- Bila membuat pondasi menerus, sloof harus dibuat setiap 1,5 m dengan tulang baja berdiameter 12 mm.
- Terakhir, letakkan sloof atau balok pondasi di atas pondasi agar tumpuan bebannya lebih merata. Slof harus dibuat dari 1 semen : 2 pasir : 3 kerikil dan air setengah dari volume semen.
5 Cara Membangun Pondasi Anti Gempa Berkualitas Tinggi
1. Bangun Pondasi Anti Gempa di Tanah yang Keras
Agar bangunan tetap stabil dan kuat, maka pondasi harus dibuat di atas tanah yang keras dan kokoh.
Alasannya, fungsi utama pondasi adalah untuk mengalirkan beban bangunan ke tanah di sekitarnay, sehingga bangunan tetap dapat bertahan dengan baik.
Bila tanah di sekitar lokasi bangunan dirasa kurang keras dan kurang stabil, maka tanah membutuhkan pengerjaan pendahuluan untuk memperkuat lapisan tanahnya.
Setelah tanah untuk konstruksi digali, biarkan dahulu tanah selama beberapa hari dan sirami serta padatkan secara manual agar tanah semakin stabil.
Jika masih kurang, tambahkanlah lapisan pasir batu di dasar pondasi lalu padatkan dengan mesin stamper.
2. Tanam Pondasi Anti Gempa Cukup Dalam
Pada umumnya pondasi anti gempa menggunakan sistem pondasi batu kali menerus yang dapat menghubungkan pondasi dengan sloof.
Agar makin kuat, letakkan pondasi batu kali minimal pada kedalaman 45 cm dari permukaan tanah untuk bangunan rumah yang terdiri dari satu lantai.
Sedangkan untuk rumah dua lantai, posisikan pondasi sekurang-kurangnya pada kedalaman 60 cm dari permukaan tanah agar lebih kuat.
Agar daya tahannya lebih terjamin, Anda juga bisa menambahkan pondasi telapak atau pondasi sumuran pada beberapa lokasi pondasi tertentu.
3. Pondasi Anti Gempa Dibuat Menerus
Kunci rumah agar tahan gempa yaitu pondasi anti gempa harus dibuat dengan cara menerus tanpa terputus.
Jangan hanya karena alasan mengehemat biaya, Anda mengurangi material pondasi dan tidak membuatnya dalam bentuk menerus ya.
Hal tersebut malah justru akan membuat daya tahan rumah Anda terhadap gempa tidak terlalu bagus dan berakibat buruk pada bangunan saat terjadi gempa.
Efek buruk yang ditimbulkan bisa sangat berbahaya karena selain dapat membuat tembok bangunan retak juga bisa membuat bangunan roboh.
4. Buatlah Balok Pengikat Pondasi Anti Gempa
Jika pondasi batu telah selesai dibuat, langkah selanjutnya adalah membuat sloof atau balok pengikat pondasi yang terbuat dari bahan beton.
Fungsi utama sloof adalah untuk mengalirkan beban bangunan ke seluruh badan pondasi secara merata.
Penggunaan sloof ini juga tidak hanya diaplikasikan pada pondasi menerus, namun juga digunakan pada pondasi setempat.
Dalam pondasi batu kali, pastikan sloof tetap kokoh di atas pondasi dengan cara mengikat badan sloof dengan angker sepanjang setengah meter.
Balok pengikat pondasi akan semakin menguatkan pondasi batu kali agar menjadi pondasi anti gempa yang sangat kokoh.
5. Ikat Pondasi, Sloof, dan Kolom Satu Sama Lainnya
Langkah terakhir untuk membuat pondasi anti gempa adalah mengikat keseluruhan bagian pondasi, sloof dan kolom menjadi satu.
Pastikan semua bagian tersebut terikat dengan kokoh dan terintegrasi dengan baik terutama pada bagian pembesiannya.
Langkah ini sangat penting karena apabila semua bagian terikat dan terintegrasi dengan baik, ketika gempa terjadi getarannya dapat disebarkan secara merata.
Getaran gempa akan terdistribusi dengan baik ke seluruh bagian bangunan dan bagian konstruksi lainnya dan bangunan tidak akan roboh.